NAMA :
HUSNA SARI AGUSTINA
NPM :
8126141009
M.KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN
PROGRAM STUDY : PPs PEND.KIMIA (KELAS REGULER A)
Soal :
1.
Mengapa kehidupan manusia semakin
kacau menurut kajian filosofis. Jelas menurut pandangan Suparlan?
2.
Bandingkanlah orientasi hidup guru
dengan orientasi kuantitatif materialistik dan orientasi kualitatif spiritual
menurut Suparlan?
3.
Jelaskan tiga tingkatan berfikir
ilmiah menurut Suparlan. Berikan contoh dan mana yang paling ideal?
4.
Jelaskan apabila manusia menjdai
bagian masalah dan apabila menjadi solusi masalah menurut Sukidi?
5.
Jelaskan makna The Spirit Goodness
bagi seorang guru?
Jawab :
1. Menurut
kajian filosofis, kehidupan manusia semakin kacau karena di era pasca-industrialisasi
ini, kehidupan manusia menjadi tidak realistik dan cenderung menjadi
semu.Manusia bersedia untuk mencukupi kebutuhan sekunder dengan mempertaruhkan
nilai nilai substansial, seperti nilai kemanusiaan, kealaman dan keilahian.
Sehingga mereka bertindak berdasarkan tingkah laku yang didorong oleh nafsu
keserakahan. Dan menurut Suparlan, kekacauan manusia disebabkan oleh pengaruh
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, dimana hanya sebagian orang saja yang telah bisa menikmati apa yang
dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut sehingga mereka
hanya mementingkan diri sendiri. Dan fakta
menunjukkan bahwa pelaku-pelaku tindak kejahatan di segala bidang adalah justru
orang-orang yang terdidik.
2. Orientasi
hidup seorang guru yaitu guru dalam mencapai tujuan hidup ilmu pengetahuan memberikan
ilmu yang bermanfaat bagi siswa sebagai siswa didiknya, dan guru sebagai contoh
teladan pedoman hidup membentuk cara dan sikap hidup yang baik dalam praktek
kehidupan sehari- hari, dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik ke
depannya.
Orientasi kualitatif materialistik yaitu manusia yang dalam hidupnya hanya berfikir tentang dunia materi , harta kekayaan, yang selalu di hitung nilainya dengan uang tunai tanpa memikirkan baik dan buruk nya sifat egonya itu terhadap orang lain di lingkungan masyarakat. .
Orientasi kualitatif spiritual yaitu manusia yang cara berfikir nya lebih mengutamakan segala sesuatu perilaku dan sikap dalam tindakan sesuai dengan aturan hati nurani dan keagamaan sesuai keyakinan masing- masing tanpa memikirkan adat istiadat yang ada di lingkungannya masing-masing.
Orientasi kualitatif materialistik yaitu manusia yang dalam hidupnya hanya berfikir tentang dunia materi , harta kekayaan, yang selalu di hitung nilainya dengan uang tunai tanpa memikirkan baik dan buruk nya sifat egonya itu terhadap orang lain di lingkungan masyarakat. .
Orientasi kualitatif spiritual yaitu manusia yang cara berfikir nya lebih mengutamakan segala sesuatu perilaku dan sikap dalam tindakan sesuai dengan aturan hati nurani dan keagamaan sesuai keyakinan masing- masing tanpa memikirkan adat istiadat yang ada di lingkungannya masing-masing.
3. Tiga
tingkatan berfikir ilmiah menurut Suparlan yaitu
a. Pada
tingkatan pengetahuan filosofis substansial,
b. Pada
tingkatan pengetahuan ilmiah – teoritis
c. Pada
tingkatan pengetahuan ilmiah – praktis – teknologis.
Contohnya
adalah pada makanan. Didalam makanan terkandung nilai filosofis yaitu
kesehatan. Dan nilai ilmiah teoritis nya pada kelengkapan gizi. Sedangkan nilai
ilmiah- praktis berupa pluralitas makanan dalam jenis, bentuk dan kualitas yang
cenderung bersangkutan dengan rasa nikmat. Antara kesehatan dan rasa nikmat itu
berjarak begitu jauh dan hampir tidak berhubungan secara kausalistik.
Pengalaman justru sering membuktikan bahwa kesehatan dirusak oleh rasa nikmat
itu. Dan yang paling ideal adalah berfikir pada tahapan ilmiah-teoritis.
4. Manusia
menjadi bagian masalah karena manusia jugalah yang menyebabkan terjadinya suatu permasalahan tersebut, terutama
masalah dengan krisis lingkungan global dan terkoyaknya komunitas sosial di
berbagai belahan dunia yang sudah merambah setiap sudut kehidupan kita, mulai
dari kesehatan, mata pencaharian, kualitas lingkungan, hubungan sosial,
ekonomi, teknologi, politik dan bahkan merasuk ke dalam krisis moral,
intelektuall dan krisis spiritual. Dan,
Manusia dapat menjadi
solusi dalam suatu masalah dengan menghidupkan kembali dan sekaligus
berkiblat ke hati nurani sebagai standar moral autentik untuk menilai
keautentikan diri, paling tidak terhadap diri sendiri. Kita bisa saja berbohong
kepada sesama, bahkan kepada rakyat sekalipun. Tetapi, tidak sama sekali
terhadap hati nurani kita.
5.
Makna The Spirit of
Goodness bagi seorang guru adalah guru sebagai pelaku perubahan dan pendidik
karakter yang memiliki pengaruh memberikan motivasi
kepada murid-muridnya agar menjadi anak yang berjiwa positif, karena memberi
motivasi merupakan kewajiban tak tertulis bagi seorang guru terhadap muridnya. Dalam
Spirit of goodness, guru juga bersikap :
·
Adil (Tidak Pilih Kasih), artinya
tidak memihak antara yang satu dengan yang lainnya.sehingga memunculkan potensi
kreatif, dan memunculkan rasa cinta belajar pada anak didik.
·
Menjadi Suri Tauladan, artinya mampu
menjadikan dirinya sebagai sosok yang pantas diteladani karena murid lebih
butuh kepada figur yang mampu memberikan bimbingan moral,
·
Bijaksana terhadap murid, maksudnya adalah
guru mampu mengendalikan dirinya dengan
baik dan memandang muridnya sebagai bagian dari hidupnya. Ada saatnya guru
bersikap lembut penuh kasih, dan ada saatnya guru harus bersikap tegas dan
keras kepada murid-muridnya.
·
Memiliki Kesabaran, dimana guru
harus sabar membimbing, mengarahkan dan memberi motivasi kepada murid terutama
murid yang agak lemah agar dapat tumbuh seperti murid-murid lainnya.
·
Tidak Suka Marah, sebab
kemarahan tidak pernah menyelesaikan masalah, yang ada malah menambah persoalan
baru.Marah yang dilakukan tanpa alasan yang jelas akan menimbulkan sikap antipati
di kalangan murid mengakibatkan komunikasi tidak akan dapat terjalin dengan
baik.
·
Memerintah Dengan Cara Yang
Menyenangkan, dalam memerintah guru harus mempertimbangkan
kemampuan dan kondisi muridnya, tidak diskriminasi dan pemaksaan.
·
Mampu Merangsang Murid
Berkreasi, sebab dengan kreatifitaslah anak anak mampu
mengekspresikan dirinya dan mampu menuangkan semua kemampuannya dalam dunia
nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar